Rabu, 13 Oktober 2010

Puisi untuk mamah dan papah

Hari ini adalah hari yang bahagia untuk kita semua yang berada di ruangan ini. Kebahagian akan terasa lebih lengkap apabila kita di kelilingi oleh orang-orang yang kita cintai. Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya tidak di ragukan ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kita yaitu keluarga, tentunya orang tua. Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tidak terlepas dari cinta kasih sayang , dukungan serta bimbingan dari orang tua. Bahagiaku surga mereka deritaku pilu mereka.

Aku berdiri mengenakan toga ini di sebuah jalan setapak yang gelap, pandanganku tertuju pada orang di kejahuan sana dengan senyuman yang tak asing lagi di mataku, ya kedua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku hormati, aku cintai, dan aku sayangi, ya mereka papah dan mamahku. Dengan disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka seiring dengan langkah terlentas dibenaku atas apa yang mereka lakukan terhadap hidupku selama ini. Mamah yang telah mengandungku selama 9 bulan, mamah yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir di dunia ini, mamah juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papah yang telah mendidikku, papah yang rela bekerja banting tulang ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku menikmati hidup detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun. Apakah yang kulakukan untuk membalas mereka, sering aku tutup kuping gak mau mendengarkan nasehat meraka, sering aku bohong kepada meraka untuk kepuasanku, sering aku ngelawan jika mereka marah kepada kenakalanku, sering aku banting pintu di hadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku dan bahkan sering aku mengeluarkan kata-kata kasar yang gak pantas mereka dengar dari bibirku, dasar cerewet, kuno, kolot. Tapi….apakah mereka mendendam peresaan dendam terhadapku tidak, tidak sama sekali, mereka dapat tulus memaafkan kehilapanku, mereka tetap menyangiku setiap hembusan nafas mereka. Bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa-doa mereka hingg aku jadi seperti sekarang ini.

Ya... Tuhan… bertapa durhakanya aku tak sadarkah aku, bahwa mereka yang sangat berarti dalam hidupku, langkahku terhenti di hadapan mereka dan kupandangi papah dan mamahku inci demi inci, dulu badan yang begitu tegak, kekar kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam, kini mulai memutih, dan kulit yang dulu mereka yang begitu kencang, kini mulai keriput. Kutatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihat aku memakai toga ini. Kucium tangan mereka kepuluk mereka sambil berkata papah… mamah yang aku berikan hari tidak akan cukup membalas yang semua papah dan mamah yang berikan selama ini kepadaku terimakasih pah..terima kasih mah.. aku sayang papah dan mamah sampe akhir hayatku terima kasih…….

song untuk mamah dan papah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar